Jika dikonsumsi sebagai bagian dari makanan pendukung yang sehat, jus buah dan sayur memang bisa membantu meningkatkan kesehatan kulit. Tak
heran jika banyak selebriti dunia seperti Jennifer Aniston, Salma Hayek,
Gwyneth Paltrow, dan Sarah Jessica Parker, juga memperbanyak konsumsi
jus buah dan sayur untuk menjaga kecantikan mereka. Bahkan beberapa
bulan lalu, Jennifer Aniston sempat menjadi "pemuja" jus sayuran yang
terbuat dari campuran ketimun, bit, bayam, kangkung, bawang putih, jahe,
wortel, dan seledri.
Di Amerika, konsumsi jus buah dan sayuran sudah menjadi bagian dari gaya hidup perempuan. Seperti dilansir The Daily Mail,
setiap selesai berolahraga atau yoga, banyak perempuan Amerika meneguk
jus sayur dan buah dalam jumlah yang banyak. Namun, sedikit menyimpang
dari tujuan utamanya untuk menjaga kesehatan kulit dan detoks, kini
konsumsi jus buah hanya dilakukan untuk menurunkan berat badan. Para
perempuan mengandalkan konsumsi jus buah dan sayuran semata (diet jus
ekstrim) untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka selama sehari-hari,
selama beberapa minggu.
Sebenarnya diet jus buah dan sayur ini
sangat baik, karena Anda bisa mendapatkan vitamin, mineral, dan
antioksidan dari sayur dan buah. Namun, yang harus diingat adalah diet
jus buah dan sayur ini tidak bisa digunakan sebagai makanan utama dalam
diet. "Jika Anda melakukannya untuk alasan menjaga kesehatan dan
menempatkannya sebagai makanan pendukung, langkah Anda sudah tepat.
Namun jika melakukan diet jus ekstrim, maka metabolisme tubuh akan
kacau," tukas Natalie Jones, juru bicara British Dietetic Association.
Ketika
melakukan diet jus, Anda pasti akan merasa lapar karena tidak
mengonsumsi serat yang dibutuhkan untuk beraktivitas. Natalie
menambahkan, hanya mengonsumsi jus saja tidak akan memberi manfaat
tambahan dalam tubuh. Sebaliknya, malah membahayakan dan membuat tubuh
lemas dan mudah lelah. Sakit perut juga merupakan efek samping umum dari
konsumsi jus berlebihan.
Banyak orang beranggapan, jus sudah
memenuhi kebutuhan serat harian mereka. Padahal ketika dijus, serat buah
dan sayur ini akan hancur dan berkurang manfaatnya. "Sedikitnya
kandungan serat dalam jus akan membuat Anda mengalami konstipasi
(sembelit) dalam jangka panjang. Dan ini akan membuat kolesterol
melonjak," ujarnya.
Konsumsi jus buah memang akan memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral, hanya saja tidak sebanyak jika menyantap
buah utuh. Dengan konsumsi jus, tubuh tidak akan menggunakan energi
apapun untuk memecah makanan, sehingga kalori dan gula alami dalam jus
akan menumpuk di tubuh.
Diet jus bisa merusak penampilan
Diet
jus memang akan membantu menurunkan berat badan dengan cepat. Hanya
saja tubuh akan kekurangan zat gizi lain seperti kalsium, protein,
vitamin D, lemak esensial, dan lain-lain yang menimbulkan efek buruk
pada penampilan Anda. Menurut trichologist (ahli perawatan
rambut), Philip Kingsley, melakukan diet jus selama beberapa minggu akan
membuat rambut Anda rontok selama dua sampai tiga bulan kemudian.
"Jika
tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, maka metabolisme akan
menurun dan memengaruhi tingkat produksi rambut," jelasnya.
Selain
masalah kerontokan rambut, ternyata diet jus ekstrim yang dilakukan
dalam waktu lama akan membuat kulit menjadi kering. "Kulit menjadi
kering karena tidak mendapatkan lemak esensial yang dibutuhkan. Dan
lebih parahnya, bisa menimbulkan bercak eksim pada kulit karena fungsi
kulit terganggu," kata dermatolog Dr Sam Bunting.
Ia menambahkan
juga bahwa diet berkalori rendah seperti diet jus ini akan membuat
insulin tubuh terganggu. Terganggunya siklus insulin ini akan mengubah
struktur kolagen dan elastin dalam tubuh, membuatnya lebih kaku, dan
terlihat lebih tua sebelum waktunya.
Buruknya, kerusakan kolagen
ini tak hanya merusak kulit, tapi juga akan merusak gigi. Sebab, jus
buah dan sayur memiliki kandungan asam yang tinggi dan dapat merusak
enamel gigi seperti minuman bersoda. "Fruktosa adalah gula alami, namun
dengan kondisi diet seperti ini maka gula tidak dipecah dalam tubuh,
sehingga akan membuat gigi berlubang," beber drg Uchenna Okoye.
sumber
No comments:
Post a Comment